hoaks!
Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
KOMPAS.com – Kurangnya sikap kritis dari sebagian pengguna media sosial menjadi salah satu penyebab hoaks atau berita bohong masih saja ditemui.
Adanya media sosial dan aplikasi percakapan saat ini memungkinan penggunanya mampu membuat suatu informasi tersebar dengan mudah.
Berikut dua hoaks yang ditelusuri Kompas.com pekan ini:
Hoaks ini berisi tentang surat rekomendasi yang seolah berasal dari Badan Kepegawaian Negara (BKN) ditujukan ke BKN di daerah tertentu.
Surat ini dilengkapi dengan lampiran berisi nama-nama yang diminta untuk diangkat menjadi PNS. Bagian atas surat dilengkapi dengan kop BKN, sehingga seolah terlihat resmi.
Deputi Bidang Mutasi Kepegawaian BKN, Aris Windiyanto mengatakan bahwa BKN tidak pernah mengeluarkan surat tersebut.
Ia menjelaskan, Panitia Seleksi Nasional Calon Pegawai Negeri Sipil Tahun 2018 belum menyerahkan data hasil akhir ke instansi terkait.
Baca juga: [HOAKS] Surat Rekomendasi dan Rekonsiliasi Data CPNS 2018 oleh BKN
Pesan bohong kali ini disebarkan melalui aplikasi pesan WhatsApp. Menurut pesan itu, razia yang digelar polisi bermaksud untuk membuat laporan kenaikan pangkat dan menyelesaikan kasus narkotika yang belum terungkap dengan memilih korban secara acak.
Masyarakat diminta untuk tidak berhenti di titik yang ditunjuk polisi, melainkan berhenti di 3-5 meter setelahnya.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo menyebutkan pesan tersebut tidak benar.
Baca juga: [HOAKS] Polisi Jebak Pengendara dengan Narkoba Saat Razia SIM dan STNK