Jakarta – Menjadi sebuah pertanyaan, seberapa banyak konten hoax menyebar di WhatsApp hingga mereka melakukan pembatasan forward pesan sampai lima kali. Untuk menjawabnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) membeberkan faktanya.Bila berdasarkan rekapitulasi tahunan, Kominfo menerima aduan konten hoax sebanyak 733 laporan sepanjang tahun 2018 di aplikasi pesan instan tersebut. Sementara bila dilihat dari Agustus 2018 sampai 21 Januari 2019, Kominfo menerima laporan hoax yang disebarkan melalui WhatsApp sebanyak 43 konten.Baca juga: Pesan Forward WhatsApp: Juli Dilabeli, Kini DibatasiHasil pemantauan Direktorat Pengendalian Aplikasi Informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika, laporan terbanyak terjadi pada bulan Oktober 2018. Ada sebanyak 16 konten hoax yang disebarkan melalui platform WhatsApp. Pada bulan Agustus 2018 terdapat laporan dua konten hoax, September 2018 ada lima konten hoax, November 2018 sebanyak delapan laporan konten dan Desember 2018 sebanyak 10 laporan konten hoax. Sementara, sampai pada 21 Januari 2019 terdapat dua laporan konten misinformasi yang beredar aplikasi milik Facebook itu.Rekapitulasi laporan per tahunPlt Kepala Biro Humas Kementerian Kominfo Ferdinandus Setu menjelaskan, pengelolaan pengaduan konten negatif yang disebarkan melalui aplikasi pesan instan sudah dilakukan oleh Kominfo sejak tahun 2016. Di tahun tersebut terdapat 14 aduan konten, di mana konten terbanyak yang dilaporkan adalah konten yang termasuk kategori separatisme dan organisasi yang berbahaya.Di tahun selanjutnya, jumlah aduan meningkat menjadi 281 aduan. Adapun konten terbanyak dilaporkan adalah konten penipuan sebanyak 79 laporan.Sementara di tahun 2018, sebanyak 1.440 laporan yang berkaitan dengan konten negatif. Terbanyak kategori laporan adalah konten yang meresahkan atau hoax yaitu sebanyak 733 laporan.Foto: KominfoModus ViralMenteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara menegaskan pemerintah sangat memperhatikan dalam menekan angka penyebaran hoax. Meskipun, tidak bisa menjamin 100% hoax tidak akan tersebar. “Tugas kita adalah mitigasi risiko. Bagaimana menekan penyebaran, membuat angkanya serendah mungkin,” ungkap Rudiantara usai bertemu dengan VP Public Policy & Communications WhatsApp, Victoria Grand di Kantor Kementerian Kominfo, Senin (21/01/2018) sore. Tonton video: Masih Bisa Forward Pesan WhatsApp Lebih dari 5 Kali Meski Sudah Dibatasi?[Gambas:Video 20detik]Rudiantara mengungkapkan modus penyebaran hoax menggunakan media sosial dan aplikasi pesan instan.”Modus penyebaran hoaks menggunakan media sosial, posting dulu di FB, kemudian diviralkan melalui WA. Kemudian akun FB yang posting tadi dihapus. Ini yang kita perhatikan number of virality,” papar Rudiantara.Baca juga: Masih Bisa Forward Pesan WhatsApp Lebih dari 5 Kali Meski Sudah Dibatasi?Oleh karena itu, Menteri Kominfo mengapresiasi kebijakan pembatasan meneruskan (forward) pesan hanya sampai lima kali dalam chat secara personal maupun komunikasi grup WhatsApp.”Pembatasan itu membantu meminimalisir konten negatif dan hoax. Batasan jumlah forward bertujuan amat baik untuk mengurangi potensi viralnya hoaks,” pungkas Rudiantara. (agt/afr) whatsapp rudiantara .skybanner { width: 160px; } googletag.cmd.push(function() { googletag.display(‘div-gpt-ad-1540810143861-0’); }); if ($(‘meta[property=”og:title”]’).attr(“content”) != “”) tt_mood = $(‘meta[property=”og:title”]’).attr(“content”); if ($(“h1”).text() != “”) tt_mood = $(“h1”).text(); tt_mood = tt_mood.replace(“#”, “”); $(document).ready(function(){ mood.create({ idkanal:105, idsubkanal: 1010, idfokus: 0, appid: 5, idnews:4397970, target : “themood”, title : tt_mood, url : “inet.detik.com/law-and-policy/d-4397970/kominfo-beberkan-sederet-kasus-hoax-di-whatsapp”, date: “24-01-2019” }); }); Berita Terkait detikers, Besok Tak Usah Selfie di Bilik Suara Ya Masa Tenang, Iklan Kampanye Masih Banyak Ditemui di Facebook Sedang Masa Tenang Pemilu 2019, Mesin Ais Libur Nggak? Ada Iklan Politik di Masa Tenang, Facebook: Lapor ke Bawaslu Buzzer Politik Kampanye di Masa Tenang, Bisa Dipidana Begini Cara Pakai ‘Chatbot Anti Hoaks’ di Telegram Kominfo Luncurkan ‘Chatbot Anti Hoaks’, Apa Itu? Jelang Nyoblos Pemilu 2019, Mesin Ais Kian Getol Buru Hoax .bacajuga .grid_row.gap .col_3:nth-child(9){display:none} Baca Juga detikNews Ketum PSI Tepis Hoax Ajak Warga Makan Babi Usai Pemilu detikNews Liputan6.com Kecam Namanya Dicatut Sebar Hoax Penghitungan Suara di Luar Negeri detikNews Rudiantara-Ridwan Kamil Resmikan Internet di Desa Digital Sukabumi detikNews Sutopo Minta Masyarakat Tak Sebar Hoax Tsunami di Banggai Sulteng detikNews Melawan Hoax Lewat Buku Bacaan detikNews Survei Digitroops: Hoax Jokowi Biarkan TKA di Indonesia Paling Dipercaya detikNews Isu TKA Jadi Hoax Terpanas di Medsos detikNews Sosialisasi Pemilu untuk Warga di Ibukota Terus Digencarkan DtkXComponent.render({ url_dtk: window.location.href, identifier: 4397970, group: 399, date: “17-04-2019”, title: “Kominfo Beberkan Sederet Kasus Hoax di WhatsApp”, appId: 5, url_share: “https://inet.detik.com/law-and-policy/d-4397970/kominfo-beberkan-sederet-kasus-hoax-di-whatsapp”, prefix: “dtk”, prokontra: 0, showhide: 0, kanalAds: “detik_inet”, envAds: “desktop”, onLogin, onResize, onScroll, onAlert, data_oa },’#thecomment2′); try { $(‘#thecomment2’).attrchange({ callback: function (e) { $(document.body).trigger(“sticky_kit:recalc”); } }).resizable(); } catch (e) {} finally {} Redaksi: redaksi[at]detikinet.com Informasi pemasangan iklan Hubungi: sales[at]detik.com News Feed Xiaomi Beri Kabar Buruk buat Pemilik Redmi 6 dan Redmi 6A Rabu, 17 Apr 2019 19:30 WIB Pemilik smartphone Redmi 6 dan Redmi 6A harap bersabar karena ada kabar buruk. Xiaomi batal memberi upgrade OS Android Pie buat kedua perangkat tersebut. Sudah Tahu? Halo-halo dengan Abang Grab Kini Tak Pakai Pulsa Rabu, 17 Apr 2019 19:00 WIB Fitur baru ini nampaknya untuk mengatasi permasalahan pada ruang chat yang seringkali typo saat mengetik. FotoINET Anak Desa yang Kini Berduit Rp 106 Triliun dan Mau Nyapres Rabu, 17 Apr 2019 18:50 WIB Terry Gou yang berencana maju nyapres di negaranya Taiwan, adalah salah satu sosok paling powerful di jagat teknologi. Ia berasal dari keluarga sederhana. Grab Bikin Parodi Shazam, Netizen Merespons dengan Kocak Rabu, 17 Apr 2019 18:21 WIB Film Shazam, superhero komik DC, kini sedang tayang di bioskop. Memanfaatkan momentum ini perusahaan ride hailing, Grab, ikut meramaikan lewat parodinya. Antoine Griezmann Hobi Main Football Manager Pakai Arsenal Rabu, 17 Apr 2019 18:05 WIB Antoine Griezmann, striker andalan Prancis dan Atletico Madrid, gemar main game strategi Football Manager. Uniknya, ia justru suka memainkan klub Arsenal. Fakta Baru Hengkangnya Duo Pendiri Instagram dari Facebook Rabu, 17 Apr 2019 17:45 WIB Hengkangnya duo pendiri Instagram dari Facebook sempat membuat heboh. Kini penyebab hengkangnya kedua orang itu mulai terungkap. Petinggi Sony Ungkap Detail PS5, Apa Saja? Rabu, 17 Apr 2019 17:27 WIB Rumor seputar Sony PlayStation 5 (PS5) sudah banyak berseliweran. Kali ini ada seorang petinggi Sony di divisi terkait yang mengungkap detail PS5. Apple dan Google Blokir Tik Tok di India Rabu, 17 Apr 2019 16:49 WIB Apple dan Google menghapus aplikasi populer TikTok dari App Store dan Play Store di India. Apa penyebabnya? Tentang Kemungkinan Nomor HP Ustaz Abdul Somad Dibajak Rabu, 17 Apr 2019 16:21 WIB Ustaz Abdul Somad mengklaim nomor HP-nya dibajak terkait kampanye politik. Sehubungan itu, menurut pengamat keamanan cyber ada tiga kemungkinan yang terjadi. #JokoWinElection vs #TheVictoryOfPrabowo Adu Klaim Kemenangan Rabu, 17 Apr 2019 15:23 WIB Hasil hitung cepat (Quick Count) Pemilu 2019 telah dimulai sejak pukul 15:00 WIB. Para pendukung kedua paslon pun mulai adu nyaring mengklaim kemenangan. $(‘iframe’).on(‘load’, function(){ $(document.body).trigger(“sticky_kit:recalc”); }); { client_id: 5, ui: ‘popup’, site_id: 5, } Copyright © 2019 detikcom, All right reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Privacy Policy · Disclaimer var _comscore = _comscore || []; _comscore.push({ c1: “2”, c2: “8443234” }); (function() { var s = document.createElement(“script”), el = document.getElementsByTagName(“script”)[0]; s.async = true; s.src = (document.location.protocol == “https:” ? “https://sb” : “https://b”) + “.scorecardresearch.com/beacon.js”; el.parentNode.insertBefore(s, el); })(); $(“#slide_cb_pildun”).carouFredSel({ responsive: true, items : 3, circular: false, infinite: false, auto : false, scroll : { items : 1, }, prev : { button : “#pcd”, }, next : { button : “#ncd”, } }); var loadScriptAsync = function(uri){ return new Promise((resolve, reject) => { var tag = document.createElement(‘script’); tag.src = uri; tag.async = true; tag.onload = () => { resolve(); }; var firstScriptTag = document.getElementsByTagName(‘script’)[0]; firstScriptTag.parentNode.insertBefore(tag, firstScriptTag); }); } var scriptLoaded = loadScriptAsync(‘https://newrevive.detik.com/delivery/asyncjs.php’); scriptLoaded.then(function(){ window.reviveAsync[“0cceecb9cae9f51a31123c541910d59b”].addEventListener(‘afterRenderBanner’,rvCallbackBanner); function rvCallbackBanner(data){ for(i=0;i= show) { callFunc(); console.log(‘zone id adjustment : ‘ + checkZone); } } } catch(e) { console.log(e); } } Original Source : https://inet.detik.com/law-and-policy/d-4397970/kominfo-beberkan-sederet-kasus-hoax-di-whatsapp