TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA- Hoax bukan saja terjadi di Indonesia, namun meluas di negara-negara maju. Pada November 2016, analisi Buzzfeed News menemukan 20 artikel berita palsu tentang pemilihan yang paling sering dishare di facebook berinteraksi degan hampir 1,4 juta pengguna internet.
Hal ini disampaikan dosen komunikasi Universitas Indonesia (UI), Edhy Aruman, saat berbicara dalam Diskusi Kamisan yang dilaksanakan DPP Taruna Merah Putih (TMP) dengan tema “Perang Teknologi Generasi Milenial” di Kantor DPP TMP, Jalan Cik Ditiro, Menteng, Jakarta Pusat (Kamis, 30/112017).
Selain Edhy, hadir sebagai pembicara, Kedeputian bidang Komunikasi Politik Kantor Staf Presiden (KSP) Agustinus Eko Rahardjo, praktisi media sosial Hariadhi dan pembuat e-Tani Davyn Sudirjo.
Acara ini juga dihadiri anak muda dari berbagai organisasai seperti Kosgoro dan Banteng Muda Indonesia. Hadir juga para mahasiswa dari beberapa kampus, termasuk Universitas Indonesia (UI).
“Hoax adalah informasi yang sesugguhnya tidak benar tapi dibuat seolah-olah benar,” ungkap Edhy Aruman.
Menurut Edhy Aruman, hoax disebarkan bisa saja untuk mempengaruhi opini publik. Disebarluaskan sebagai bagian dari kampanye disinformasi yang canggih, melalui jaringan bot dan troll.
“Kita semua harus bertanggung jawab dengan cara memeriksa apa yang kita lihat di online,” tegas Edhyi Aruman.
Penanggungjawab diskusi, Ayub Parengkuan menjelaskan, Diskusi Kamisan dilaksanakan sebagai media pendidikan politik TMP.Dikhususkan kepada para pelajar, mahasiswa dan kaum muda secara kesuluhan.
“TMP mau terlibat aktif mendorong pemanfataan teknologi bagi kesejahteraan masyarakat,” tegas Ayub.