Laporan wartawan tribunnews.com, Wahyu Firmansyah
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PLT Kepala Pusat Seismologi Teknik Geofisika Potensial dan Tanda Waktu, Bambang Setiyo Prayitno menyatakan berita radiasi yang meningkat saat gerhana bulan total adalah hoax.
“Itu berita hoax ya,” ujar Bambang di Gedung A BMKG Lantai 13, Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (28/7/2018).
Bambang mengatakan ledakan intens radiasi yang berasal dari pelepasan energi magnetik yang berhubungan dengan sunspot disebut sebagai Solar Flare.
“Jadi memang kalau kita sebut dengan Solar Flare jadi dari angin matahari atau badai matahari,” katanya.
Solar Flare sendiri terjadi hingga dua sampai tiga hari, Bambang mengatakan tidak mungkin bisa terjadi secara tiba-tiba.
“Jadi proses badai magnet itu waktunya dua sampai tiga hari jadi gak mungkin tiba-tiba ada peristiwa seperti itu dan dari hasil pantauan tidak ada peristiwa seperti itu,” katanya.
Sementara itu, Deputi Bidang Geofisika BMKG, Muhammad Sadly mengatakan jika memang ada berita tidak benar itu menjadi tantangan bagi BMKG.
“Saya tambahkan jadi memang kalau ada fenomaena seperti ini berita hoax banyak sekali itu juga tantangan bagi kami di samping kami lakukan pemantauan kita juga harus hapus hoax gitu, jadi jangan sampai hoax berantai,” ujar Sadly.
Sadly mengingatkan jika informasi bukan dari BMKG sebaiknya tidak perlu dipercaya.
“Kita juga BMKG fungsinya memberikan informasi tapi selama bukan dari BMKG itu saya pikir gak usah dipercaya karena masyarakat harus mengikuti informasi dari BMKG,” katanya.