Laporan wartawan tribunkaltim.co, Christoper D
TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA – Beredarnya informasi maupun berita hoax akhir-akhir ini dinilai terjadi peningkatan.
Bahkan, tidak dipungkuri pada tahun politik (Pemilu) peredaran informasi maupun berita hoax semakin gencar terjadi.
“Tidak dipungkuri berita hoax masih ada. Walau tujuannya bukan Samarinda, tapi tetap saja berdampak ke daerah, karena hoax ini sifatnya global,” ucap Kapolresta Samarinda, Kombes Pol Vendra Rivianto, Jumat (9/11/2018).
Bahkan, Samarinda sendiri sempat dibuat heboh dengan beredarnya kabar penangkapan Al Habib Umar Bin Hafidz oleh Densus 88, saat berada di Samarinda mengisi majelis.
“Hoax ini memang bahaya. Betul, kita disini sempat terkena hoax soal penangkapan Habib Umar, padahal orang yang posting informasi itu bukan dari Samarinda,” jelasnya.
Baca: Polda Sulsel Ancam Pidanakan Pemilik Akun Medsos Penyebar Hoax
Kendati pihaknya telah melakukan sejumlah upaya, seperti patroli cyber. Namun, peran serta masyarakat juga dibutuhkan dalam menangkal informasi maupun berita hoax.
“Patroli cyber pasti dilakukan, tapi masyarakat juga harus turut serta. Caranya jangan mudah menyebarkan informasi yang sumbernya tidak jelas, cek dan ricek dulu, serta jangan mudah terprovokasi,” jelasnya.
Dia menilai, masyarakat khususnya netizen bisa saja menjadi korban sekaligus pelaku, karena turut menyebarkan informasi hoax.
“Kalau hal ini selalu kita ingatkan ke masyarakat mulai dari tingkatan RT hingga Kecamatan,” tutupnya.