Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Jajaran Mabes Polri berupaya mengantisipasi terjadi penyebaran informasi tidak benar atau hoaks jelang waktu pencoblosan di Pemilu 2019 yang akan digelar pada 17 April 2019.
Salah satu upaya yang dilakukan dengan cara menyelenggarakan Seminar Nasional bertema, “Melawan Hoax Untuk Menciptakan Pemilu 2019 yang aman, damai dan sejuk di media sosial”. Acara ini bekerjasama dengan KPU RI dan Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Seminar ini adalah upaya Polri dengan pemerintah untuk mensosialisasikan pengguanaan media sosial secara cerdas, bijak, cermat dengan menghadirkan para pakar dalam bidangnya yang kompeten dan kredibel.
Baca: Pengamanan Debat Capres Keempat Dibuat Empat Ring
Karo Multimedia Div Humas Mabes Polri Brigjen Pol, Budi Setiawan, mengatakan ancaman hoaks dan konten negatif di sosial media sudah berada dalam taraf membahayakan.
Berdasarkan data Bagian Pemantauan dan Analisa Biro Multimedia Divisi Humas Polri, sepanjang tahun 2018 ditemukan 30.056 konten negatif di media sosial yang terdiri dari 602 (2%) Hoax, 20.945 (70%) Provokasi, 1.120 (4%) SARA, 6.886 (23%) Hate speech, 491 (2%) Radikalisme, dan 12 (0.04%) Terorisme.
“Fakta tersebut tentu harus menjadi perhatian serius,” kata dia, Kamis (28/3/2019).
Di kesempatan itu, panitia menghadirkan perwakilan para penggiat media sisial dari berbagai komunitas dan BEM Mahasiswa perwakilan dari berbagai Perguruan tinggi di Indonesia untuk melakukan serangkaian kegiatan termasuk unjuk kreatifitas melawan hoax.
“Selain itu peserta juga akan menandatangani Pakta Integritas anti hoax untuk menjaga keutuhan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia,-red)” kata dia.
Di era digital, media sosial memegang peranan sangat penting dalam membantu menciptakan terselenggaranya Pemilu yang sejuk, aman dan damai.