Agus Santoso: Tudingan Prabowo Soal Garuda Indonesia Bangkrut Hoaks

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Tudingan calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto yang menyebut bahwa banyak perusahaan BUMN, termasuk Garuda Indonesia mengalami kebangkrutan adalah hal yang yang tidak benar. Karena, pernyataan itu tidak didasarkan pada data dan fakta.

“Pernyataan Pak Prabowo hoax, karena pada kenyataan Garuda Indonesia saat ini berada dalam posisi untung. Masyarakat bisa memantau secara langsung kondisi keuangan Garuda Indonesia yang tercatat di pasar modal,” ujar Komut Garuda Indonesia Agus Santoso dalam rilisnya yang diterima tribunnews.com, Jumat (18/1/2019).

Membaiknya kondisi perusahaan, menurut mantan Dirjen Perhubungan Udara itu, tak lepas dari adanya perbaikan kinerja keuangan perseroan.

Baca: Prabowo Sebut BUMN Bangkrut, Begini Tanggapan Rini Soemarno dan Dirut Garuda

Selain itu, maskapai plat merah itu juga telah melakukan efisiensi restrukturisasi sewa pesawat. Lalu ada kerja sama dengan pihak ketiga untuk memaksimalkan jaringan pemasaran. “Hingga November 2018, pendapatan Garuda dari layanan penerbangan saja mencapai US$ 3,21 miliar,” ungkap Agus.

Selain itu, sambung Agus, Garuda Indonesia telah membuat target mengangkut 30 juta penumpang tiap tahun. Untuk mewujudkan hal tersebut, Garuda bekerjasama dengan beberapa mitra bisnis, seperti, Mahata, Traveloka, dan Tiket.com.

“Awal tahun 2019 sudah banyak kontrak kontrak pekerjaan dibuat baik oleh perusahaan induk maupun anak perusahaan yang tergabung dalam Garuda Group,” tutur Agus.

Terkait dengan masih adanya serangkaian kerugian yang terjadi di Garuda Indonesia, Agus berpendapat, hal itu disebabkan oleh kemahalan harga yang terjadi pada pemerintahan sebelumnya.

“Kerugian Garuda Indonesia yang paling parah itu kan terjadi di era rezim masa lalu yang juga kroni dari capres nomor urut 02. Yang terjadi dalam era pemerintahan Jokowi adalah bersih bersih dosa masa lalu,” Agus Santoso menegaskan.

Dijelaskan, akhir 2018, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk berhasil menekan kerugiannya menjadi US$114,08 juta setara Rp1,66 triliun (kurs Rp14.600 per dolar AS) pada kuartal ketiga tahun 2018 dibandingkan periode yang sama tahun 2017, yaitu US$222,03 juta atau setara Rp3,24 trilun.

Membaiknya kerugian perusahaan maskapai penerbangan pelat merah itu dikarenakan peningkatan pendapatan usaha sebesar 3,21 persen menjadi US$3,21 miliar. Dengan kontribusi terbesar berasal dari penerbangan berjadwal sebesar US$2,56 miliar.

Pendapatan usaha juga diperoleh dari penerbangan tidak berjadwal sebesar US$254,75 juta dan pendapatan lainnya sebesar US$397,96 juta.

Baca: Tanggapan Sejumlah Pihak Soal Pidato Prabowo: Bantahan Dirut Garuda hingga Durasi Terlalu Panjang

Dari sisi aset, Garuda Indonesia membukukan pertumbuhan aset sebesar 9,3 persen menjadi US$4,11 miliar bila dibandingkan dengan akhir Desember 2017 sebesar US$3,76 miliar.

Angka itu terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar US$2,28 miliar, liabilitas jangka panjang sebesar US$1,01 miliar, dan ekuitas sebesar US$808,42 juta.

Sebelumnya, Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto sempat menyinggung soal bangkrutnya BUMN-BUMN, temasuk Garuda Indonesia. Bahkan, dia meminta masyarakat untuk bertanya langsung kepada BUMN seperti Garuda, Pertamina, dan PLN.



Original Source : http://www.tribunnews.com/bisnis/2019/01/18/agus-santoso-tudingan-prabowo-soal-garuda-indonesia-bangkrut-hoaks